Setelah melihat situasi yang cukup ramai ini, akupun berpikir untuk buka usaha berjualan pulsa agar bisa membantu pendapatan keluarga, kebetulan ada etalase nganggur, pas buat usaha jual pulsa. Tanpa banyak pikir, kami langsung membayar uang kontrak kepada pemilik rumah agar kami segera bisa pindah ke rumah kontrakan yang baru itu.
Sebelum kami sekeluarga menempati rumah kontrakan yang baru itu, suamiku terlebih dahulu membersihkan rumah itu dan melakukan sedikit ritual dengan membaca do’a-do’a untuk memohon kepada Tuhan agar kami mendapat berkah dari-Nya. Setelah itu baru kami sekeluarga pindah dan menempat rumah kontrakan itu.
Setelah semua barang-barang sudah kami pindahkan ke rumah kami yang baru, kami langsung menata semua perabot rumah, tidak terlalu lama karena barang-barang kami memang tidak banyak. Akupun langsung meletakkan etalase di teras rumah untuk tempatku usaha berjualan pulsa. Meskipun cukup melelahkan, tapi kami senang dan merasa nyaman di rumah kontrakan kami yang baru itu. Saat itu juga, aku tetepon kakakku untuk dibantu modal buat usaha berjualan pulsa, dan uang modal pun langsung ditransfer ke rekeningku. Aku langsung belanja pulsa ke agen pulsa. Aku juga minta banner ke agen pulsa untuk dipasang di teras rumah tempat aku usaha jual pulsa.
Selesai belanja pulsa dan segala perlengkapannya akupun pulang dan sampai di rumah pas menjelang maghrib. Aku langsung pasang banner dan menata semua perlengkapan usaha jualan pulsa di etalase. Semua berjalan lancar dan cepat. Semua selesai pas adzan maghrib dikumandangkan di mushalla dekat rumah kontrakan. Lalu kami sekeluarga bersama-sama pergi ke mushalla untuk menunaikan shalat maghrib berjama’ah di mushalla.
Malampun tiba, usai shalat isya’ dan makan malam, kami segera tidur karena cukup kelelahan seharian mengatur dan menata rumah kontrakan kami yang baru serta belanja pulsa dan segala perlengkapan usaha berjualan pulsa. Kamipun segera terlelap.
Seperti biasa, pas jam 12 malam aku terbangun, aku menuju kamar mandi yang ada di sebelah dapur untuk mengambil air wudlu’ untuk melakukan shalat malam. Saat membuka kelambu pintu dapur, aku terkejut, ada sosok wanita berkerudung hitam berdiri di dapur melihatku. “Astaghfrullahal ‘Adzim”, ucapku spontan. “jangan takut, aku memang sengaja menemuimu. Namaku Laras, aku juga tinggal di rumah ini, tapi aku tidak akan mengganggumu dan semua keluargamu. Aku suka kalian tinggal d rumah ini, kalian rajin shalat dan mengaji, au juga akan membantu usahamu. Insya Allah lancar dan beruntung. Assalamu’alaikum”, kata wanita itu dan langsung menghilang. “wa’alaikumussalam”, jawabku. Dengan dada mash berdebar karena rasa kaget bercampur takut, aku menuju kamar mandi dan mengambil air wudlu’, lalu aku melakukan shalat malam dan berdo’a sebisaku. Usai shalat malam dan berdo’a, au kembali tidur.
Kami terbangun saat gema tarhim dikumandangkan di mushalla, pertanda sebentar lagi waktu shubuh tiba. Kami segera bergiliran mandi dan bersiap-siap menunaikan shalat shubuh berjama’ah di mushalla. Usai berjama’ah, aku mempersiapkan sarapan pagi. Aku beli nasi uduk di warung pok Lela, seberang rumah kontrakan. Kamipun sarapan pagi berjama’ah. Usai sarapan, suamiku berangkat kerja dan aku mengantar dua anakku ke sekolah.
Pulang mengantar anak ke sekolah, aku langsung cuci kaki dan ambil air wudlu’ lalu dengan membaca Basmalah aku mulai buka usaha jualan pulsa. Aku buka kain penutup etalase, dan aku pasang tulisan “Jual Pulsa”, di atas etalase. Hari memang masih pagi, jalanan cukup ramai. Aku duduk dan membaca buku sambil menunggu pelanggan datang. Alhamdulllah, hari pertama aku membuka usaha Jualan Pulsa sudah mendapatkan banyak pelanggan.
Detik demi detik, dan hari demi hari kami lalui dengan usaha, do’a dan rasa syukur. Alhamdulillah, usaha sampai hari ini, jualan pulsa yang aku jalankan dengan penuh ketekunan, meskipun harus disela dengan mengurus keluarga, berjalan dengan baik dan mendapatkan keuntungan. Dan yang sangat membuatku bahagia, dari usahaku ini, selain bisa menambah pendapatan keluarga, kami juga bisa menyisihkan hasil usaha kami untuk membantu tetangga-tetangga kami yang sedang membutuhkan uluran tangan.
Tak lupa pula, setiap usai shalat, selain aku berdo’a untuk kedua orang tua, aku juga berdo’a untuk Laras, makhluk halus penunggu rumah kontrakanku. Setidaknya, selain aku bersyukur kepada Tuhan, aku berterima kasih kepada Laras, makhluk halus penungg rumah kontrakanku, atas dukungan moril yang diberkan saat aku berjumpa dengannya di malam itu.
Demikianlah Cerita Bertemu Hantu Baik hati Penunggu Rumah Kontrakan. Semoga dapat menghibur anda.
source
0 Response to "Bertemu Hantu Baik Hati Penunggu Rumah Kontrakan"
Posting Komentar
Untuk Menghindari SPAM dan Kata-kata Yang Tidak Sopan, Komentar Anda Akan di Moderasi Terlebih Dahulu .Terima Kasih