Seramnya Koleksi Mumi di Museum Mayat Meksiko Peristiwa tragis pada masa lalu meninggalkan pembelajaran penting
untuk masa kini. Penyakit-penyakit yang sekarang sudah dengan mudah
disembuhkan, ternyata menjadi wabah mengerikan pada masa lalu, dengan
akibat-akibat yang juga mengerikan. Dengan pembelajaran, sejarah tidak
perlu berulang.
Untuk urusan jalan-jalan, jika Anda termasuk jenis orang yang lebih
suka The Mutter Museum daripada Abad Pertengahan, dan lebih suka naik
kuda daripada minivan, Meksico bisa jadi merupakan tempat sempurna untuk
menjadi tujuan wisata.
Seperti yang dikutip dari Liputan6.com,
ada saja hal-hal aneh di sana. Ada La Popular, suatu toko perlengkapan
pernikahan di mana suatu mayat menjadi model pakaian-pakaian pernikahan,
ada patung mengerikan yang terbuat dari bagian-bagian tubuh manusia di
Gereja Immaculate Conception, atau Pulau Boneka (Isla de las Muñecas),
di mana ribuan boneka dikabarkan hidup kembali pada malam hari dan
membunuhi hewan-hewan.
Suatu tujuan wisata yang paling menyeramkan adalah museum yang
didirikan untuk menyimpan mayat-mayat, termasuk satu mayat wanita yang
meninggal karena dikubur hidup-hidup.
The Mummies of Guanajuato di Meksico memiliki riwayat yang sedih
namun menarik yang bermula pada wabah kolera pada tahun 1833. Sekitar 30
puluh tahun setelah wabah itu, pemakaman kota menjadi penuh sehingga
terjadi kekurangan serius akan ruang pemakaman. Sebagai upaya untuk
memperbaiki masalah itu, Guanajuato menerapkan pajak yang menuntut para
keluarga untuk membayar penguburan saudara-saudara mereka.
Pada suatu masa, pajak itu pernah mencapai 170 peso per tahun untuk 3
tahun. Sayangnya, kebanyakan warga tidak mampu membayar atau tidak
peduli, sehingga 90% kuburan itu terbengkalai.
Lalu apa yang terjadi dengan jasad-jasad yang dikeluarkan paksa? Kota
Guanajuato tinggal membawanya ke pergudangan kota untuk penyimpanan.
Setelah tersiar kabar bahwa bangunan itu menyimpan banyak jenazah yang
menjadi terawetkan secara alamiah, para wisatawan perlahan-lahan
mendatangi kota itu karena ingin melihat ruang penyimpanan yang terkutuk
itu.
Para penjaga kuburan, yang ingin mencari keuntungan keuangan dari
ketenaran tempat itu, mulai memungut sejumlah uang sebesar beberapa peso
untuk mereka yang ingin masuk ke dalamnya. Gagasan itu menjadi besar
sehingga akhirnya tempat itu dijadikan museum resmi dengan nama De Museo
De Las Momias.
Pada 1958, disetujuilah undang-undang yang melarang pameran jenazah,
tapi pada saat itu museum tersebut sudah sangat terkenal sehingga
dibiarkan dan terus memamerkan jasad-jasad. Museum itu semakin terkenal
melalui film 1970-an yang berjudul Santo Versus the Mummies of
Guanajuato. Film itu menceritakan tentang seorang Santo yang berperang
melawan mumi-mumi di museum itu, yang secara sihir hidup kembali.
Saat ini museum tersebut tetap menjadi suatu tempat tujuan wisata
terkenal di seluruh negeri, dan menyimpan 108 mayat berbagai ukuran dan
usia kematian, termasuk satu mumi terkecil di dunia, yakni suatu janin
dari wanita yang menjadi korban wabah kholera.
Namun demikian, mumi yang paling terkenal adalah Ignacia Alguilar,
seorang wanita yang belakangan diketahui telah terkubur hidup-hidup.
Di tengah-tengah wabah kolera itu, korban-korban yang meninggal
dikuburkan sesegera mungkin supaya mencegah penyebaran penyakit
tersebut. Lazimnya, mereka yang meninggal dimakamkan dalam waktu satu
hari setelah kematiannya. Dapat dibayangkan, dengan kurangnya
pengetahuan kedokteran dan sempitnya waktu untuk penguburan berakibat
kepada beberapa kesalahan. Ignacia adalah salah satu di antaranya.
Ignacia Aguilar memiliki kondisi kesehatan yang khas yang menyebabkan
jantungnya kadang-kadang berhenti, atau berdetak secara lembut sehingga
tidak mudah dideteksi.
Ia memiliki keadaan itu seumur hidupnya namun tidak pernah menjadi
sakit karenanya. Namun setelah ia menderita kolera, keluarganya mengira
ia meninggal dan tergesa-gesa menguburkannya.Beberapa tahun kemudian, ketika jasadnya dikeluarkan karena
keluarganya tidak membayar pajak pemakaman, ia didapati bertelungkup di
dalam peti matinya, dengan jidat yang dipenuhi cakaran-cakaran. Mulutnya
penuh dengan darah karena menggigiti tangannya sendiri. Jasadnya masih
dipajang di museum itu dan mulutnya masih ternganga lebar karena
berteriak di dalam peti matinya.
Ignacia Alguilar |
Ada suatu kasus yang sangat mirip, yaitu penguburan hidup-hidup
seseorang yang mengidap penyakit kolera di Edisto Island Presbyterian
Church di Negara Bagian California, Amerika Serikat.
Biaya masuk ke Museo de Las Momias adalah 55 peso, atau sekitar US$
4,25 (sekitar Rp 50 ribu). Dengan tambahan beberapa dolar AS, pengunjung
diperbolehkan untuk mengambil semua foto-foto menyeramkan sesukanya.
Silakan saja orang-orang bersenang-senang liburan musim semi di Cancun
di Mexico dengan pantainya yang indah itu, tapi tidak banyak orang yang
selfie dengan mumi.
Ada beberapa tempat mumi lain misalnya Ye Olde Curiosity Shop di Kota
Seattle, Negara Bagian Washington, tempat Sylvester dan Sylvia, yang
adalah dua mummi yang terawetkan paling bagik di dunia. Ada juga Barbour
County Historical Museum, yang memajang korban-korban ilmuwan-ilmuwan
gila.
0 Response to "Seramnya Koleksi Mumi di Museum Mayat Meksiko"
Posting Komentar
Untuk Menghindari SPAM dan Kata-kata Yang Tidak Sopan, Komentar Anda Akan di Moderasi Terlebih Dahulu .Terima Kasih